MAKASSAR - Kamis,13 November 2014 menjadi hari yang kelam untuk kota Makassar, khususnya untuk Universitas Negeri Makassar dan Lembaga Kepolisian Makassar.
Bagaimana tidak, hari yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba mencekam saat mahasiswa dan polisi terlibat bentrok di depan gedung DPRD Makassar, yang berujung penyerangan Pihak Kepolisian ke dalam Kampus Universitas Negeri Makassar, Gunung Sari yang dikenal dengan sebutan "Phinisi".
Tragedi yang diawali dengan orasi para mahasiswa "kampus orange" di depan gedung DPRD Makassar, menolak kenaikan harga BBM yang tiba-tiba menjadi ajang tawuran antara Mahasiswa dan polisi yang mengawal jalannya orasi, penyebab tawuran sendiri dikatakan adalah karena salah satu pihak kepolisian terkena anak panah yang diindikasikan berasal dari mahasiswa yang berorasi, namun kenyataannya hal tersebut belum pasti, tak ayal hal tersebut menjadi pemicu emosi dari para anggota kepolisisan yang didominasi oleh para anggota baru.
Mahasiswa yang berada di depan gedung DPRD dipukul mundur oleh pihak kepolisian hingga kedepan "Phinisi' dan Polisi juga menahan Presma BEM Universitas Negeri Makassar, polisi tidak berhenti sampai disitu, setelah berhasil memukul mundur mahasiswa, polisi yang masih "aggresive" kemudian masuk kedalam lingkungan kampus UNM Gunug Sari dengan tembakan gas air mata.
Sasaran polisi bukan hanya mahasiswa, gedung-gedung perkuliahan pun menjadi sasaran gas air mata, serangan didalam ini bahkan mengenai beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi.) dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang masih dalam proses perkuliahan.
Gedung-gedung perkuliahan akhirnya porak-poranda oleh amarah anggota kepolisian, tidak hanya itu, motor-motor yang diparkir dihalaman depan Gedung BB FPsi dan sekitar Rektorat menjadi sasaran.
Mahasiswa yang berada didalam lingkungan kampus sontak kaget saat terjadi serangan tersebut, karena polisi tiba-tiba telah berada di dalam area kampus, beberapa mahasiswa pun akhirnya menjadi sasaran amukan polisi, beberapa mahasiswa ditangkap dan dipukuli, termasuk mereka yang masih dalam proses perkuliahan.
Para wartawan yang saat itu hadir untuk meliput pun tak luput dari ke-agresifan polisi, beberapa wartawan dipukuli hingga luka-luka bahkan berdarah, salah satunya adalah wartawan Metro TV yang sampai harus dilarikan ke Rumah Sakit.
Insiden ini berakhir kira-kira pukul 17.30 WITA, setelah polisi yang dibantu oleh BRIMOB selesai menyisir kawasan Kampus Universitas Negeri Makassar Gunug Sari. Insiden ini pun diindaksikan masih berlanjut hingga hari Jum'at 14 November 2014. Polisi dikabarkan masih melakukan sweeping terhadap mahasiswa Universitas Negeri Makassar.
Semoga kejadian kelam ini, bisa menjadi pelajaran bagi kedua pihak untuk menjadi lebih bijak lagi, dan agar kejadian ini bisa dikenang sebagai "INSTING_UNM".(ma)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ngerinya...
Posting Komentar