 |
| courtesy of transindonesia.co |
Makassar (23/11), Kegiatan sosialisasi
seminar dan tryout kemarin menambah pengalaman dan pengetahuan baru bagi teman
yang ikut. Di salah satu SMA di parepare, sempat kami di panggil oleh seorang
guru. Lalu beliau bertanya kepada kami
“UNEM yah?? Fakultas apa?"
Kami menjawab
"Fakultas Psikologi Pak".
Kemudian dia bertanya apakah kami ikut aksi? Sontak salah satu teman kami menjawab bahwa Mahasiswa Psikologi rata-rata tidak ikut serta dalam aksi.
Guru tersebut kemudian mengatakan “Pengkhianat kalian!!”. Itu respon yang sangat mengejutkan untuk seorang guru yang cenderung kontra terhadap aksi yang sering dilakukan mahasiswa, meski awalnya teman saya menjawab demi menjaga agar acara seminar dan tryout kami tidak terganggu karena image yang terbentuk di masayarakat, kami malah kaget dengan kata pengkhianat tersebut.
Usut punya usut guru tersebut alumni UNM katanya. Sang guru sangat mendukung kegiatan demonstrasi yang menyuarakan kenaikan BBM adalah upaya pemerintah untuk “melicinkan” liberalisasi migas oleh perusahaan asing. Memberi mereka kesempatan sebebas-bebasnya untuk mengeksploitasi sumber daya alam kita dalam bidang energi, bahkan di khawatirkan di masa yang akan datang bukan hanya sumber daya, namun juga distribusi migas akan di monopoli. Jadi jangan kaget saat nantinya banyak SPBU yang ber-namakan nama-nama perusahaan migas asing di Indonesia. Mirisnya penulis melihat isu ini sebagai proses menjual negeri kita tercinta.
So? Apakah kawan-kawan masih memilih diam dan menjadi pengkhianat?? (RC)
“UNEM yah?? Fakultas apa?"
Kami menjawab
"Fakultas Psikologi Pak".
Kemudian dia bertanya apakah kami ikut aksi? Sontak salah satu teman kami menjawab bahwa Mahasiswa Psikologi rata-rata tidak ikut serta dalam aksi.
Guru tersebut kemudian mengatakan “Pengkhianat kalian!!”. Itu respon yang sangat mengejutkan untuk seorang guru yang cenderung kontra terhadap aksi yang sering dilakukan mahasiswa, meski awalnya teman saya menjawab demi menjaga agar acara seminar dan tryout kami tidak terganggu karena image yang terbentuk di masayarakat, kami malah kaget dengan kata pengkhianat tersebut.
Usut punya usut guru tersebut alumni UNM katanya. Sang guru sangat mendukung kegiatan demonstrasi yang menyuarakan kenaikan BBM adalah upaya pemerintah untuk “melicinkan” liberalisasi migas oleh perusahaan asing. Memberi mereka kesempatan sebebas-bebasnya untuk mengeksploitasi sumber daya alam kita dalam bidang energi, bahkan di khawatirkan di masa yang akan datang bukan hanya sumber daya, namun juga distribusi migas akan di monopoli. Jadi jangan kaget saat nantinya banyak SPBU yang ber-namakan nama-nama perusahaan migas asing di Indonesia. Mirisnya penulis melihat isu ini sebagai proses menjual negeri kita tercinta.
So? Apakah kawan-kawan masih memilih diam dan menjadi pengkhianat?? (RC)
0 komentar:
Posting Komentar